Jumat, 30 Oktober 2009

Dengan Ayat-ayat Cinta, Buhlul Al-Jawi ke Masjid



Inilah salah satu buku rujukan Kategori : Kisah Nyata Dewasa Ini.



Meskipun buku ’DENGAN AYAT CINTA, BUHLUL AL-JAWI KE MASJID’ ini ringan dan sederhana, namun sebaiknya anda membacanya, walau hanya sekali saja. Isinya 61 hbb (humor bijak berhikmah) tentang cinta, kemasjidan kita, dan dinamika kehidupan kita sehari-hari, di antaranya:
o       Beberapa kisah Teladan Rasul Saw. dan Sahabatnya di Masjid,
o       Malam Pertama Pengantin Baru dengan Takbir,
o       Maharnya Hanya Amplop Basmalah
o       Shalat karena Takut Lemparan Sandal,
o       Masjid Sumbangan Caleg,
o        Rp 100 Ribu untuk Shalat Subuh Berjamaah,  
o       Lho! Lamasjidun Ussisa ’alal-Konflik,
o       Menjadi Ketua Panram (Panitia Ramadhan),  
o       “Satu Sedotan, Kang!”,
o       Ternyata RTM ’Bersedekah’ kepada IMF, 
o       Ditilang Polisi, Ditilang Malaikat.
Oleh Buhlul Al-Jawi (tokoh kita yang nyentrik dalam buku ini), kehidupan kita lebih segar, ceria, dan dinamis. Akhirnya, silakan pembaca budiman menikmati
------------------------------------------------
Informasi Produk:
Penulis: Abu Hasan
Ukuran Buku: 10x16 cm
Kertas: HVS 70 gr
Halaman: 196+xvi
Penerbit: Masjid Press
Harga: Rp15.000,-


Selasa, 27 Oktober 2009

Pacaran Setelah Menikah


Sebenarnya Buhlul Al-Jawi sudah tertarik kepada wanita semenjak SD. Ketertarikan itu memuncak setelah dewasa, namun imannya masih mampu mengendalikan gejolak syahwatnya dengan rajin berpuasa sunnah dan aktif dalam kegiatan dakwah.

Maka di tengah semaraknya remaja berboncengan, berpacaran, bermesraan justru ia gunakan untuk kegiatan yang lebih membersihkan hati. Dengan demikian ia mengerti dan mampu membedakan antara cinta dan gejolak syahwat.

Pada suatu hari teman lamanya yang baru menikah mendatangi Buhlul Al-Jawi dan menanyakan apakah mempunyai keinginan menikah. Buhlul Al-Jawi menjawab tegas, ”Kalau keinginan itu sudah sejak SD. Namun yang cocok menjadi jodoh itu perkara yang kini sedang dipikirkannya.”

Rupanya teman tersebut ingin memperkenalkan dengan seorang akhwat. Maka gayung bersambut terjadi. Dan ditentukanlah hari H maupun tempat ta’aruf. Rencana sudah diatur sedemikian rupa sehingga dapat berjalan mulus di rumah seorang teman. Sang akhwat malu dan tidak memasuki ruang tamu yang sedianya untuk ta’aruf, melainkan di kamar sebelah.

Sedangkan Buhlul, saat itu, hatinya berbedar kencang sambil menundukkan muka. Maka kenalan terjadi secara bil ghaib, yakni tidak bin-nadhar (saling bertatapan wajah) dalam satu ruangan dan hanya terjadi pembicaraan sederhana di balik triplek ruang tamu.

Di balik kesederhanaan itu, terjadi degupan luar biasa di antara dua insan yang sedang kenalan tersebut. Tidak ingin bertele-tele, Buhlul Al-Jawi bertekad meminang gadis itu dengan bertemu bapak ibunya.

Seminggu berikutnya, ia melamarnya dengan harapan dapat melihat akhwat tersebut ketika menyuguhkan minuman di ruang tamu. Pada kesempatan itupun akhwat tersebut tidak hadir diruang tamu, melainkan ibunya yang menghidangkan makanan.

Dengan hati berbunga-bunga sekaligus ada sedikit was-was, Buhlul Al-Jawi tetap meminangnya. Degupan jantung Bahlu semakin keras tatkala khitbahnya diterima oleh orangtua dari sang gadis misterius itu.
Pada acara akad nikah, tangan Buhlul Al-Jawi gemetar dalam genggaman bapaknya gadis yang dipinangnya. Perkataan dalam ijab orang tua tersebut dijawabnya, “Qabiltu nikahaha…” Seusai jawaban suci dalam ijab-qabul pernikahan, Buhlul Al-Jawi ditarik abang kandung dari sang gadis menuju kamar khusus pengantin yang hanya dihuni oleh sang gadis dalam pakaian indah pengantin.

Si Buhlul Al-Jawi dipersilakan masuk menemui gadis yang sekarang ini telah sah menjadi istrinya. Kemudian abang itu meninggalkan kedua pengantin tersebut berdua di kamar. Buhlul Al-Jawi hampir pingsan menghadapi pertemuan pertama yang menggembirakan dan amat menakjubkan.

Kekhawatiran tentang cacat fisik sang gadis terbuang jauh. Dan malam itu sebagai awal dari hangatnya pacaran setelah nikah. Masya Allah! Masya Allah! Masya Allah!


Sumber: Buku Dengan Ayat-ayat Cinta, Buhlul Al-Jawi ke Masjid, Kisah ke-25, Penerbit Masjid Press, Yogyakarta, 2009

Mengapa di dalam ta'aruf, mereka tidak menggunakan kesempatan untuk saling memandang (bi nadhar)? Ikuti kisah berikutnya dalam topik yg akan datang.

Pacaran Ketika Gempa dan Tsunami

Di sore hari, deburan pantai begitu indah. Matahari membesar merah di langit barat. Asyik memang, suasana di pantai ketika sepi. Sepasang kawula muda dimabuk asmara menikmati suasana tersebut. Keduanya asyik berpacaran dan berjanji sehidup semati.

Sang kekasih merayu,"Oh sayangku, dunia seluas ini terasa sepi tanpamu. Ia akan kehilangan keindahannya jika engkau tiada. Sedetikpun aku tak mampu hidup tanpamu!"

Di sore itu, rupanya Tuhan menggariskan lain. Gempa di samudera Indonesia menimbulkan tsunami di sepanjang pantai selatan pulau Jawa bagian barat maupun tengah. Pantai Pangandaran dan Parangtritis pun diterjang gelombang besar. Sepasang bani Adam tersebut tidak sempat melarikan diri dari gulungan ombak. Keduanya diterjang ombak laut selatan.

Beberapa menit berikutnya, keduanya tergelepar tidak sadarkan diri. Seorang tewas, adapun kekasihnya terluka. Rupanya, makna sehidup semati ketika bencana dapat berarti satu hidup yang satu mati. Nanti kawin lagi...

(Ditulis oleh Abu Aqilah As-Sawiti, dari buku Jenaka di balik Bencana, bersumber berita KR Pasca Gempa Yogya 27 Mei 2006 dan Gempa Pangandaran-Parangtritis 2006)

Masjid Sumbangan Caleg


Masjidnya di kampung Buhlul Al-Jawi semakin cantik. Karpetnya baru, demikian pula beberapa perangkat masjid dan pompa airnya juga baru. Ini semua sumbangan dari seseorang yang memohon do’a restu kepada warga agar sukses dalam mencalonkan diri sebagai wakil rakyat (anggota legislatif) yang banyak duitnya.

Namun tidak lama berselang, sumbangan-sumbangan tersebut menghilang lagi. Jamaah pun kaget. Usut punya usut, barang-barang tersebut diambil lagi oleh sang penyumbang. Pasalnya, caleg itu tidak lolos, alias tidak jadi anggota dewan perwakilan rakyat. Buhlul menyeletuk, ”Jika amal tidak ikhlas maka akan merepotkan diri dan masyarakat semua.”

Sumber: Buku Dengan Ayat-ayat Cinta, Buhlul Al-Jawi ke Masjid, Kisah ke-25, Penerbit Masjid Press, Yogyakarta, 2009

QS. At-Taubah: 17 -18


17.  Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.

18.  Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk

Obrolan III: Perlunya Doa dan Gerak Berjamaah


 

Al-khair:
Demi Idzharudin.di saat kita melihat bahwa umat Islam terdesak masak kita mau berdoa terus di masjid? Syari’atnya kan mesti dakwah, perang ideologi Bos,,,,,,,,,,



21:42
Masjidku:
Antum betul. Jika kita lihat Rasul saw, ahlul-bait, dan sahabatnya tidak hanya berdoa saja. Mereka juga bergerak dari masjid sebagai markaz ke Badar, Hunain, Tabuk, Khaibar, dsb. Lihatlah betapa sering jamaah bergerak dikirim dr Masjid Nabawi ke berbagai penjuru selama 10H. Iya kan?




21:43
Al-khair:
Jamaah Tabligh?



21:44:
Masjidku:
Bukan, kami  kumpulannya kaum muslimin sedunia termasuk antum di dalamnya. iya kan?



21:45
Al-khair:
Kenapa Islam di saat sekarang dikatakan terbelakang? Karena UMAT MUKMIN TERTUTUP OLEH UMAT MUSLIM



21:47
Masjidku:
Sebagian memang demikian, namun menurut hemat kami, banyak pula sebagian dari kita adalah orang2 kaya, cendekiawan jenius, ahli ibadah, hafidz qur'an, hafidz hadits, dsb.
Yang kita perlukan sekarang adalah kebersamaan, sangka baik, ta'awanu 'alal birri wat-taqwa. Iya kan?



21:50
Al-khair:
Siip! Umar berkata: tidak ada Islam kalau tidak ada jamaah. Dan tidak ada jamaah kalau tdk ada imamah. Dan tidak ada imamah kalau tidak ada ketaatan. Dan tidak ada ketaatan kalau tidak ada bai’at.



21:51
Masjidku:
Ya memang, namun saat ini, kita sedang kehilangan itu semua, terutama, keteladanan sbg imam maupun ketaatan sbg ma'mun. Iya kan?



21:51
Al-khair:
Kata siapa? Islam tu kekal Bos



21:51
Masjidku:
Untuk itu dimulai dari diri kita masing2 memperbaiki diri. setuju?

Kita semua, ummat Islam tanpa kecuali, wajib ishlah diri-memperbaiki diri.



21:52
Al-khair:
Afwan maksudnya kekal



21:53
Masjidku:
Ya, kita tahu Al Islam ya'lu wa yu'la 'alaih. Dan Al Islam mahjubun bil muslimin.




21:54
Masjidku:
Islamnya itu sendiri mulia, namun kitanya yg sering tak konsekuen, ya kan?

Sehingga akhlak kitalah sebagai penutup keindahan Islam itu.



21:56
Al-khair:
Akhlaknya Versi depag atau Versi Islam/Quran Bos?




21:57
Masjidku:
Wah, sebaiknya jangan panggil Bos. Bos kita sesungguhnya Allah swt semata, kita sama2 hamba-Nya atau karyawan-Nya. Akhlak yang Rasulullah teladankan kita tiru. Bukankah ia universal? Ia adalah akhlakul karimah.


22:00
Al-khair:
Akhlak (Respon positif dari semua program yg digilirkan sistem Islam yg bersumber dari Aqidah Islam) Versi Depag (kelakuan dlm bersosial)





22:02
Masjidku:
Kita tentunya sudah paham bhw standar kita sama. Kemuliaan itu bersumber dari mentaati Allah swt dengan cara mengikuti teladan Rasul-Nya saw. Dalam segala segi hendaknya kita mengacu akan prinsip tersebut. Itulah kalimatun sawa', kalimat yg sama di antara kita sebagai orang Islam, sehingga tidak terkotak-kotak. Betul kan?





22:05
Al-khair:
Taat pada ALLAH, Rasul & Pemimpin Islam tentunya




22:06
Masjidku:
(Yusuf sudah tidak online. Hal berikut ini tidak sempat terkirim)
Tentu. Mari kita berpikir positip terhadap saudara kita sesama muslim, sehingga di samping taat kpd Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan mudah hidup berjamaah. (kirim sebagai pesan)


HATIKU DI MASJID -admin


Oh, Masjidku!!!



Ketika aku ke mall,
ketika aku ke tempat wisata,
ketika aku ke supermarket,
semua penuh sesak.


Kenapa ketika aku ke masjid-Mu, ya Allah...
masjid-Mu sepi dan terkunci,
masjid-Mu sekarat dan tak terawat,


Subhanallah...
Bukannya Engkau tak sudi menemui hamba-Mu yg berlumpur dosa ini,
Engkau tetap suci, ya Allah...
namun para pengurus masjid-masjid itu...
ampuni mereka, ya Allah...
bimbinglah mereka, ya Allah...


Sungguh menakjubkan Rasulullah, ahlul-baitnya, dan sahabatnya...
mereka memakmurkan masjid-Mu dengan suka cita,
sehingga mereka menjadi teladan sepanjang masa...


Ya Allah...
beri kami taufik dan hidayah,
demikian pula semua ummat Islam,
amin.

Majsidku adl Pusat Kebaikan Ummat Islam

  1. Ia adalah Masjid


    Bukan istana raja,
    bukan istana presiden,
    bukan mall,
    bukan pantai,
    bukan tempat wisata,
    bukan itu semua tempat yg termulia di muka bumi ini,
    tapi ia adalah masjid.

    Masjid adl rumah Allah,
    masjid adl rumah org-org beriman,
    masjid adl rmh org-org bertaqwa,
    masjid adl rumah kita semua.
    so...
    mari kita makmurkan!!!!












Minggu, 25 Oktober 2009

Obrolan II: Nasihat Seorang Ustadz

Masjidku:
Asalamu’alaikum, wahai ustadz apa kabar?


08:55
Abu:
Wa'alaikumussalam.alhamdul
illah baik saja berkat doa antum


09:01
Masjidku:
Doakan ustadz, kami akan menyempurnakan puasa syawal 6 hr


09:01
Abu:
InsyaAllah saling mendoakan


09:02
Masjidku:
Bgmn acara masjidnya di bulan ini


09:03
Abu:
Alhamdulillah masih berjalan sesuai agenda dkm-nya


09:03
Masjidku:
Semoga kemakmuran masjid selama Ramadhan meningkat di bulan ini.


09:04
Abu:
Amien


09:05
Abu:
Maaf, ane mau ngantar seorang teman utk dpt ngajar di pondok pesantren ane,doakan selalu ya akhi agr kita selalu berjuang di jalanNya dan dpt menyjukkan hati baginda nabi Muhammad bin 'Abdillah saw


09:05
Masjidku:
Nasihati kami ustadz utk mengakhiri obrolan ini. jazk.




09:06 
Abu:
 Pesan dari guru ane: jgnlah kita menilai orang lain apalagi berburuk sangka kpd hamba2 Allah krn kita tdk tahu hakikat setiap individu



FIQH IMARATUL-MASAJID (bag. 1 dr 4 tulisan)

Kemakmuran Masjid


Allah swt berfirman di dalam Al-Qur’an, Surat At-taubah: 17-18, yakni:
17.  Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.
18.  Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.




Tafsirnya:
Memakmurkan masjid berarti membangun dan memperbaikinya. Termasuk memakmurkan masjid adalah mengunjungi dan singgah untuk beribadah kepada Allah swt. Jadi, memakmurkan masjid meliputi dua segi, yaitu: inderawi (hissiyyah) dan ma’nawi.


Pengertian Ijmali (global):
Allah swt  mempersyaratkan memakmurkan masjid dengan keimanan, sehingga orang kafir atau musyrik tidak berhak memakmurkannya. Karena di dalam keimanan kepada Allah swt menuntut adanya cinta kepada-Nya.  (Bersambung…)

NB: Dipetik dari kitab RAWA’I’UL –BAYAN, TAFSIRU AYATIL-AHKAM MINAL QUR’AN, Bab: ‘Imaratul-Masajid, Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni,

Sabtu, 24 Oktober 2009

Malam Pertama Pengantin dengan Takbir



Buhlul Al-Jawi merasakan dadanya berdebar keras. Terlebih-lebih menjelang malam pertama pengantin baru, semua buku-buku pernikahan yang telah dibaca seakan menghilang dari ingatannya. Dan ia belum menemukan ide cemerlang untuk bertindak sebagai suami dari seorang gadis shalihah yang telah disuntingnya dan suka menghafal Al-Qur’an.


Setelah menunaikan shalat isya’ berjamaah di masjid, Buhlul bergegas pulang. Ingatannya hanya tertuju kepada istri tercinta dengan sejuta gairah yang meluap. Namun, begitu tiba di kamar, ia dapati istrinya sedang asyik tadarus Al-Qur’an. Terdengar bacaannya merdu dan tartil. Buhlul mengucapkan salam. Salam itu dijawabnya dari kamar sang istri yang kemudian melanjutkan hafalannya.


Setiap kali Buhlul berdehem memberi isyarat, justru sang istri melanjutkan tadarusnya. Setelah beberapa kali mendapat tanggapan demikian, maka gairah Buhlul berubah menjadi gundah gulana. Ia tidak tahan lagi. Mungkin sudah banyak juz dari Al-Qur’an yang dibaca istrinya, namun mengapa belum berhenti juga. Ia lalu meninggalkan kamar tersebut dengan kesal menuju mushalla rumah.


Tak terasa olehnya, bacaan Al-Qur’an sang istri tercinta sudah tidak tidak terdengar lagi. Barangkali telah selesai. Dan benar, tidak lama kemudian dari balik pintu terdengar panggilan istri tercinta menyebut, ”Kang Buhlul, asalamu’alaikum!” Panggilan ini bagaikan cahaya berkilauan yang menyinari hati Buhlul yang tengah kesal yang telah menanti sekian jam di malam itu.


Buhlul pun segera ’membalas dendam’ dengan kejutan. Setiap sang istri memanggil namanya, ia bertakbir keras-keras. Sang Istri sangat bangga mendengar sahutan takbir dari balik kamar. Disangka oleh sang istri bahwa sahutan ’Allahu Akbar’ Kang Buhlul itu sebagai isyarat bahwa suaminya sedang khusyuk menunaikan shalat malam di malam bersejarah tersebut.


Sang istri berpikir, ”Alangkah hebatnya suamiku menegakkan qiyamul-lail, mungkin sudah banyak rekaat shalat yang dikerjakan. Tahajudnya mengalahkan acara malam pertama pengantinnya.” Setelah ditunggu-tunggu dan beberapa kali panggilan itu berulang dan dibalas dengan takbir, akhirnya sang istri memberanikan diri memasuki mushalla.


Ia melihat suaminya terbaring. Akhirnya, sang istri baru sadar bahwa suaminya membuat kejutan bersejarah di lubuk hatinya. Maka meledaklah tawa kebahagiaan mereka berdua di malam yang indah itu.


HATIKU DI MASJID - Admin



NB:
Sumber: Buku Dengan Ayat-ayat Cinta, Buhlul Al-Jawi ke Masjid, Kisah ke-12, Penerbit Masjid Press, Yogyakarta, 2009

Obrolan Dua Pecinta Masjid

Obrolan antara Akbar dan takmir masjid (Masjidku):


pukul:
21:46
Akbar:
Aassalamualaikum...


21:46
Masjidku:
Wa alaikum salam


21:46
Akbar:
Apa kabar ??


21:47
Masjidku:
Alhamdulillah, ane bi khair.
Antum gimana?


21:47
Akbar:
Alhamdulilah lagi diberi kesehatan oleh Alloh SWT...
klo boleh tau ini teh sapa ???


21:48
Masjidku:
Ini group fesbuk dari teman-teman jamaah masjid,
bolehlah ajak teman gabung di sini


21:49
Akbar:
Jamaah masjid daerah mana nieh ???


21:50
Masjidku:
Sementara ini, kebetulan dimulai dari jamaah masjid-masjid di yogya yang jumlahnya sekitar 5000 an. Group ini bertujuan menjalin ukhuwah antar masjid se-dunia.


21:51
Akbar:
oh...
Berarti ana yang pertama nih dari Bandung...


21:51
Masjidku:
Bukankah, yg memakmurkan masjid adalah org beriman. Dan org beriman kan bersaudara. iya kan?


21:51
Akbar:
yupz...


21:52
Masjidku:
Ya, ente pertama dari Bandung. jazk.


21:52
Akbar:
Setiap muslim dgn muslim itu bersaudara bagai satu tubuh....


21:52
Masjidku:
Ente dpt pahala sebanyak yg ente ajak, ya kan?


21:52
Akbar:
Wah semoga seluruh dunia y...


21:52
Masjidku:
Amin.


21:53
Akbar:
Amin...
Semoga kelak kita bisa bertemu..


21:53
Masjidku:
Amin.


21:53
Akbar:
Kita dapat bertukar pikiran


21:53
Masjidku:
oke


21:53
Akbar:
Tanpa harus membedakan fikih semata...


21:53
Masjidku:
Betul


21:54
Akbar:
Karena yang terpenting itu tauhid,,,


Masjidku:
Betul sekali


21:55
Akbar:
Mesjid rumah Alloh...
Semoga para jamaah kelak mendapatkan rumah juga disurga...
Amin...


21:55
Masjidku:
Ya,. ia juga baitu kulli mukminin
Rumahnya org2 beriman, ia juga baitu kulli taqiyyin


21:56
Akbar:
Tapi impian Akbar tuh bisa meliha kabbah...


21:56
Masjidku:
Sehingga mereka akan dimasukkan ke surga dan mendapatkan ridha-Nya. Amin.


21:57
Akbar:
amin...


21:57
Masjidku:
Itu impian setiap mukmin juga


21:57
Akbar:
Ka’bah...
I MISS U...


21:57
Masjidku:
Doakan kami juga dpt mengunjunginya beberapa kali


21:58
Akbar:
Akbar mah belummm....,klo da rezeki dan memang karena Alloh mengundang Akbar mau deh...


Masjidku:
Bekal utamanya adalah taqwa.


22:00
Akbar:
Dan akar tauhid yang benar...


22:01
Masjidku:
Mari kita tingkatkan ketakwaan shg Allah berikan rizki tuk ke sana
jk tauhidnya tidak benar maka tak mendapat ketakwaan


22:02
Akbar:
yupz...
amin...


22:03
Masjidku:
Sesungguhnya ketakwaann dan kemuliaan seluruh manusia di dunia hingga di akhirat hanya terletak sejauh mana ia mentaati Allah swt dengan cara mengikuti tuntunan Rasul-Nya. Dan semoga antum termasuk di dalamnya. Amin. Dan kalimat syahadat adalah kalimat pembebasan dari penjajahan manusia atas manusia, agar bergotong royong dalam menghamba kepada Allah swt saja dengan cara mengikuti sunnah Rasul-Nya saw.

HATIKU DI MASJID -admin

Kebiasaan Orang Beriman

Apabila kalian melihat seorang lelaki membiasakan diri memakmurkan masjid, maka saksikanlah atas keimanannya.

Kebiasaan Orang Beriman

Dikatakan sebagai pedagang, jika seseorang sering terlihat sibuk berjual-beli di pasar atau toko. Dikatakan petani, jika seseorang terlihat pulang pergi ke sawah ladang. Dikatakan pengajar, apabila seseorang sibuk dengan pulang-pergi mengajar ke tempat pendidikan. DAn...dikatakan beriman, jika seseorang pulang-pergi memakmurkan masjid.

PEMBUKAAN

AL-FATIHAH
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah Karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya Karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah Karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
[9] yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.